Bagi aku, kekosongan hati ini kalau lagi ada perasaan boring, akan terisi dan bahkan meluap dengan kehadiran hewan peliharan kucing ku ini. Bukan sekedar memiliki "Sesuatu" untuk dirawat, tapi ini adalah tentang membangunn ikatan, merasakan cinta tanpa syarat dan menyaksikan hidup kita berubah secara mendalam.
Manfaat yang Menggenggam Hati
Kalau dulu setiap bangun subuh, selain mandi, sholat dan bikin sarapan, aktifitas aku sekarang bertambah yaitu ajak ngobrol anabulku, bersihkan litter boxnya, kasih makanan dan minumannya juga bersihkan ruangannya.
Ya, punya anabul berarti perubahan hidup dengan hewan yang signifikan, dari jadwal harian hingga prioritas emosional. Rumah yang tadinya sunyi kini penuh dengan suara dan gedebak gedebuk anabulku 😅. Sofa yang tadinya halus, rapi, jadi suka beredel karena dicakar oleh kucing-kucingku.
Tidak terhitung manfaat punya kucing dirumah yang aku rasakan. Di hari terberat sekalipun, tatapan mata penuh kasih dan usapan kepala di tangan aku bisa melenyapkan penat. Mereka adalah pendengar terbaik, tidak pernah menghakimim dan selalu ada.
Jujur kehadiran mereka kadang mengurangi stres dan kadang menambah stres hahaha....Tapi jadi ngga merasa kesepian. Anak-anak aku sudah beranjak besar, sudah padat dengan acara dan kegiatan mereka masing-masing. Jadi siapa lagi yang aku usap-usap dan bahkan aku suka ajak ngobrol, walau aku sadar mereka itu juga ngga paham ucapan aku 😁.
Kucing-kucing aku ini mengajarkan aku tentang kesabaran, tanggung jawab dan yang paling penting, cinta tanpa syarat. Iya tanpa syarat, sudah kita elus, kita cium-cium, mandiin (walau mandiin sama orang grooming), tetap saja kita suka dicakar ya kan hehehe....
Aku suka mikir dan bertanya-tanya, siapa sebenarnya yang menyelamatkan siapa? Aku yang selamatkan mereka dari dunia luar atau mereka yang menyelamatkan aku, emosi aku dunia akhirat? Merekalah jangkar di tengah badai, sumber kebahagiaan yang tidak pernah kering. Kesejahteraan hewan yang kita jaga dengan sepenuh hati, ternyata berbalik memberikan kesejahteraan pada diri kita sendiri.
Tantangan yang Menguatkan
Tentu saja, bukan berarti perjalanan ini tanpa aral melintang. Ada tantangan juga selama aku merawat kucing-kucing aku ini yang tidak bisa dihindari. Mulai dari makanan mereka, kesehatan mereka, atau kebutuhan mereka yang lainnya. Belum lagi yang kadang bikin ruangan bau kalau mereka buang kororan 😁.
Belum lagi menghadapi tingkah laku mereka yang suka 'ajaib', atau kecemasan saat mereka sakit. Tentunya momen-momen ini menguras tenaga dan pikiran, tapi di balik setiap tantangan, ada pelajaran berharga tentang ketahanan dan dedikasi. Cinta diuji dan pada akhirnya, ikatan itu semakin kuat.
Cinta yang Melampaui Batas Rumah
Bagi beberapa orang yang belum berkesempatan memiliki anabul dirumah, jangan kira cinta hewan tidak ada. Aku punya teman yang meski tidak memelihara anabul dirumahnya, dia selalu menyisihkan waktu dan rezekinya untuk memberi makan kucing-kucing liar di sekitar rumahnya.
Rasa empati dan keinginan untuk meringankan penderitaan makhluk hidup lain adalah esensi sejati dari kecintaan pada hewan. Mereka memahami bahwa setiap makhluk berhak atas kasih sayang dan kehidupan yang layak, bahkan jika itu berarti hanya sekedar memberi senyuman atau sepiring makanan bagi seekor anabul di jalanan.
Memiliki kucing dirumah bagi aku adalah sebuah anugerah, sebuah perjalanan yang penuh warna, tawa dan kadang air mata. Ini adalah investasi emosional yang tidak ternilai harganya. Mereka tidak mengisi rumah kita, tapi juga hati kita, menjadikan kita pribadi yang lebih baik, lebih sabar dan lebih penuh cinta.
Jadi nih, kalau kamu mau mencari makna baru atau ingin merasakan kebahagiaan murni, mungkin saatnya membuka pintu hati dan rumah kamu untuk para anabul 🥰🥰
Tidak ada komentar