Mengelola Hati di Tengah Badai

Tidak ada komentar

 

Mengelola Hati di Tengah Badai


Assalamualaykum,

Teman-teman, siapa disini yang meyakini akan kalimat quote ini: "Hidup ini bagaikan roda, kadang di atas, kadang pula di bawah." Aku percaya akan kalimat ini dan tentunya menjadi pengingat diri agar tidak sombong atau sedih ketika putaran kita berada di bawah. 

Saat kita berada di posisi "roda di bawah", saat dimana cobaan datang bertubi-tubi, seakan harapan terasa sekalu jauh dan semuanya tidak berjalan sesuai dengan rencana kita, tentunya rasa kecewa, sakit hati dan luka seringkali menghampiri. Lalu bagaimana kita bisa mengelola emosi dan mental kita saat berada di situasi yang sulit ini.

Akui dan Rasakan, Tanpa Menyalahkan

Jangan menekan atau mengabaikan rasa kecewa, sakit atau luka. Akuilah dan izinkan apa yang kita rasakan. Menangislah jika perlu, berteriaklah dalam hati atau tuliskan semua keluh kesah yang sedang kita alami. Sebab hal ini bisa menjadi salah satu proses penyembuhan mental dan batin kita.

Merasakan emosi negatif bukan berarti kita ini "marah" pada Allah yang memberikan segala macam masalah dan memberikan segala macam solusi. Ini adalah bentuk pengakuan bahwa kita adalah manusia biasa yang memiliki batasan dan butuh waktu untuk memahami permasalahan yang ada.

Jadi, jangan merasa bersalah ketika kita sedang atau habis merasakan yang namanya kesedihan, kekecewaan, sebab hal itu merupakan sebuah respon yang alami. Yang penting bagaimana kita menyikapi rasa tersebut. Apakah akan berlarut-larut dalam emosi kita atau kita mulai bisa memilih untuk menerima dan mencoba memahami?

Berprasangka Baik pada Sang Maha Pencipta

Normal sih kalau ketika masalah datang lalu sekilas terbersit ada kalimat mempertanyakan Allah. Kenapa Allah memberikan begitu banyak masalah ke dalam hidup kita. Setelah itu langsung ya istighfar dan mulai lah berprasangka baik pada Allah. Kita perlu ingat bahwa setiap manusia memiliki takdir masing-masing. Insha Allah akan ada skenario besar yang sedang Allah persiapkan untuk diri kita. Allah tidak akan pernah memberikan cobaan melebihi batas kemampuan hamba-Nya.

Coba deh ketika masalah datang, sesudah kita nangis-nangis dan hati mulai tenang, kita bertanya kepada diri kita "apa ya yang bisa aku pelajari dari masalah ini?". Pertanyaan sederhana ini menjadi salah satu untuk mengubah perspektif. Pengelolaan stres dan pikiran positif dimulai dari sini. Setiap kesulitan adalah ujian, sekaligus kesempatan untuk tumbuh. 

Masalah bisa menjadi "rem" agar kita berhenti sejenak, melihat ke dalam diri dan mengvaluasi kembali arah hidup kita.

Mendalami dan Mengais Makna Jangka Panjang

Setelah mengakui rasa sakit dan berusaha berprasangka baik, saatnya mendalami makna di balik semua ini. Coba tanyakan pada diri sendiri:

  • Pelajaran apa yang ingin Allah sampaikan melalui cobaan ini?
  • Kemampuan apa yang bisa aku kembangkan dari situasi ini?
  • Bagaimana aku bisa menjadi pribadi yang lebih kuat, sabar dan lebih dekat dengan-Nya setelah ini?

Mencari makna jangka panjang bukan berarti melupakan rasa sakit. Sebaliknya, itu adalah cara untuk menyalurkan energi negatif menjadi sesuatu yang konstruktif. Mungkin saja, dari kehancuran ini, akan tumbuh kebun bunga yang lebih indah. Mungkin, di balik setiap kegagalan, tersimpan jalan menuju kesuksesan yang tidak terduga.






Tidak ada komentar