Assalamualaykum,
Halo semua, judul yang aku bahas kali ini seputar berita Fakta atau Hoax nih. Teman-teman pernah tidak menjadi korban dari berita hoax? Terkadang masyarakat sering sekali terkecoh dengan berita-berita hoax yang beredar di beberapa media online. Tidak jarang juga banyak orang yang lebih mempercayai berita hoax dibanding berita asli ketika sudah dicoba luruskan. Lalu bagaimana cara cek berita hoax atau tidak?
Kemarin pagi selama dua hari, yaitu hari Jumat dan Sabtu pagi, aku berkesemoatan belajar bersama Tempo Institute dan teman-teman dari Komunitas ISB. Materi yang di bahas adalah mengenai seputar cara cek berita hoax atau tidak.
Kita tahu bahwa semakin majunya dunia digital, semakin bertumbuh juga beberapa platform media berita di dunia muncul. Tetapi tidak semua media berita tersebut memiliki izin pers. Maka tidak heran juga banyak sekali yang menyampaikan berita atau informasi hoax yang tidak sesuai fakta yang ada.
Tidak hanya informasi seputar politik saja, tapi juga berbagai sektor industri, baik itu bisnis, teknologi bahkan sampai informasi seputar kesehatan. Salah satunya adalah berita seputar Covid-19 yang saat ini sedang melanda dunia.
Posisi nomor empat sebagai pengguna internet terbesar di dunia adalah Indonesia. Tetapi sayangnya literasi digital di Indonesia belum memadai walau menurut kominfo indeks literasi di Indonesia masih di angka sedang. Di Dunia Indonesia menempati posisi urutan ke-70 untuk tingkat literasi digitalnya.
Infodemik
Mungkin belum banyak dari teman-teman yang familiar dengan kalimat ‘Infodemik” ini. Istilah infodemik ini sering di sounding selama situasi pandemi ini dan pembahasannya juga sudah mengglobal, sebab turut memperburuk situasi.
Fenomena infodemik ini adalah terjadinya penyebaran informasi yang salah lebih cepat dibanding dengan fakta yang ada. Mengapa bisa begitu? Sebab selama pandemi Covid-19, para pengguna media sosial sangat begitu massif.
Dilansir pada Februari 2021 dari media We Are Social asal Inggris ini, masyarakat di Indonesia ada kurang lebih 61,8% merupakan pengguna aktif media sosial. Tidak main-main, durasi penggunaan mengakses media sosial rata-rata masyarakat Indonesia adalah 3 jam per harinya.
Waah…ini termasuk kita juga nih. Apalagi aku pribadi ya, blogger dan penggiat media sosial sebagai seorang content creator, terkadang lebih dari 3 jam mengakses media sosial setiap harinya.
Oleh karena itu untuk melawan infodemik, platform digital perlu sekali dibuat lebih akuntable, segala mis/disinformasi segera dilakukan pelacakan dan diverifikasi kebenarannya dan tentunya masyarakat perlu di edukasi untuk kemampuan literasi digitalnya.
Cara Cek Berita Hoax Atau Tidak Dan Kemampuan Dasar Cek Fakta Kesehatan
Teman-teman sendiri pernah tidak tanpa sengaja share berita hoax ke media sosial teman-teman? Jujur aku pernah nih sekali, dan tahunya kalau foto yang aku dapatkan dari google tersebut bukan foto asli adalah setelah sekian bulan aku share di media sosial aku.
Terkadang tanpa kita sadari, kita pun suka terpengaruh atau bahkan tidak sengaja menyebarkan berita hoax. Sungguh sebuah PR banget sih buat aku pribadi terutama yang juga seorang blogger, yang sering membuat review berita di blog atau media sosial.
Perlu sangat hati-hati dan perlu sekali mengecek kebenaran berita yang akan di share. Sebab, tulisan yang kita unggah di blog atau media sosial kita itu akan menjadi sebuah konsumsi publik lho.
Setelah kemarin ikut webinar Cek Fakta dari Tempo Institute, aku jadi tahu bagaimana cara cek berita tersebut asli atau tidak.
Melihat infografis diatas, diharapkan kita sebagai masyarakat yang sering membaca berita, dapat berupaya mencegah membaca atau menshare berita hoax di dan ke media sosial, sehingga bisa mengingkatkan literasi digital di Indonesia. Sebab, menurut Menkominfo ada sekitar 900 ribu situs atau website penyebar hoax. Wow, ini sih bukan banyak lagi ya kan!
1. Cek Alamat Situsnya
Pada webinar kemarin, kami para blogger diberitahu kalau mau cek situs yang menyebarkan suatu berita apakah asli atau tidak bisa di who.id juga domainbigdata.com. Jadi kita tidak lagi terkecoh dengan situs abal-abal yang ada.
2. Cek Data Perusahaan Media Di Dewan Pers
Di Indonesia sendiri, sudah memiliki dewan pers yang bisa kita andalkan untuk membantu mengecek apakah perusahaan media di tanah air sudah berbadan hukum atau belum.
Teman-teman juga bisa cek sendiri melalui direktori Dewan Pers di: https://dewanpers.or.id/data/perusahaanpers. Tapi ada juga lho media-media yang belum berbadan hukum tapi sudah cukup kredibel dan dapat dipercaya.
3. Cek Detail Visual
Salah satu cara mudah yaitu dengan melihat logo dari situs berita yang beredar, apakah logonya tidak jelas atau logonya hampir mirip-mirip dengan logo dari situs media asli.
4. Terlalu Banyak iklan
Kalau teman-teman pernah lihat ada situs media yang terlalu banyak iklan, itu salah satu indikasi situs abal-abal. Sebab biasanya media yang abal-abal itu hanya sekedar mencari klik iklan saja.
5. Bandingkan Ciri-Ciri Pakem Media
Salah satu yang bisa kita cek adalah di dalam sebuah berita itu jelas nama penulisnya, ada tanggal di badan berita, cek hyperlink di berita tersebut mengarah kemana serta narasumbernya apakah kredibel atau apakah bisa di percaya pernyataannya. Sebab hal-hal ini adalah ciri yang menjadi sebuah pakem khas jurnalistik di media mainstream.
6. Cek ‘About Us’
Jika teman-teman membuka sebuah situs media yang tidak ada ‘About Us’ nya, bisa jadi itu adalh situs abal-abal. Sesuai UU Pers, media yang berbadan hukum pasti ada penanggung jawab serta alamat yang jelas. Selain itu juga mencantumkan Pedoman Pemberitaan Media Siber.
7. Waspada Terhadap Judul Yang Sensasional.
Terkadang ada beberapa artikel yang memasang judul sensasional. JIka menemukan artikel seperti ini maka, teman-teman perlu mengecek terlebih dahulu apakah artikel tersebut sesuai fakta atau hanya hoax dengan baca sampai habis beritanya.
8. Cek Ke Situs Media Mainstream
Perlu melakukan verifikasi juga dengan sumber pertama dan melihat berita dari konten aslinya yaitu dengan mengecek ke situs media mainstream yang menyajikan berita asli. Hal seperti ini mengantisipasi mencegah penyebaran berita hoax.
9. Cek Foto Di Google Reserve Image
Ternyata kita bisa lho mengecek apakah foto yang beredar di beberapa media itu asli atau palsu. Sebab terkadang foto asli dari suatu situs berita sering di comot sama situs berita abal-abal dan diganti headlinenya dengan berita hoax.
Cara mengeceknya mudah ternyata yaitu melalui Google Reserve Image saja, nanti teman-teman langsung bisa mendapatkan informasi foto tersebut apakah sudah pernah di muat di tempat lain.
Ada beberapa situs lain yang bisa teman-teman andalkan untuk mengecek foto juga video, antara lain:
Reverse Image dari Yandex. Search engine dari Rusia ini bisa digunakan untuk mencari tahu apakah foto-foto yang beredar sudah pernah di muat di tempat lain sebelumnya. Selain itu juga bisa digunakan untuk mengeksplorasi situs-situs dari Eropa Timur
Reverse Image dari Tineye. Situs ini sepertinya agak lebih lengkap ya, karena bisa menelusuri foto dengan kelebihan memiliki filter berdasarkan urutan waktu.
Khusus seputar berita mengenai kesehatan, cara memeriksa apakah berita tersebut fakta, teman-teman perlu tools juga teknik dasar berikut ini:
- Sumber referensi yang terpercaya seperti website resmi institusi atau organisasi (Badan Kesehatan Dunia/WHO, Pusat Pencegahan dan Pengandalian Penyakit AS/CDC, Kementerian Kesehatan, Badan POM, Ikatan Dokter Indonesia/IDI, Ikatan Kesehatan Masyarakat Indonesia/IAKMI) dan jurnal ilmiah, seperti the New England Journal of Medicine, the British Medical Journal, Nature Medicine, the Lancet).
- Studi peer-review dan pre-print. Peer review merupakan studi penelitian melewati proses evaluasi oleh tim pakar independen dari bidang keilmuwan yang sama. Peer-review umumnya dianggap sebagai gold standard dalam studi ilmiah. Sedangkan pre-print belum melewati proses peer-review.
- Studi korelasi dan hubungan sebab akibat. Studi korelasi mengukur derajat keeratan atau hubungan korelasi antara dua variabel. Sedangkan studi hubungan sebab akibat untuk meneliti pola kausalitas dari sebuah variabel terhadap variabel lain.
Wah ngga terasa sudah panjang ya pemaparannya. Kurang lebih point-point di atas yang aku dapatkan dari ikut webinar selama dua hari bersama Tempo Institute. Mungkin bisa membantu teman-teman dalam menyaring, mencerna, mengecek dan menyebarkan berita yang didapat sudah sesuai fakta dan bukan hoax semata.
Jika teman-teman memiliki pendapat, saran dan pengalaman seputar berita Fakta atau hoax, boleh lho sharing di kolom chat. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk teman-teman semua ya. See you on my next blog post