Kita Layak Bersinar Tanpa Merasa Kecil Hati

Tidak ada komentar

 

Kita Layak Bersinar Tanpa Merasa Kecil Hati


Halo teman-teman semua! Jujur saja, siapa di antara kita yang tidak pernah merasa "kecil" ketika melihat kesuksesan, kekayaan, atau hal-hal luar biasa yang dimiliki orang lain? Saya yakin, kita semua pernah mengalaminya di tengah gemerlapnya kelebihan orang lain.

Itu wajar kok, fitrah manusia memang cenderung membandingkan. Kita boleh, bahkan sah-sah saja, mengakui kehebatan dan keunggulan yang ada pada orang lain. Mengagumi pencapaian mereka bisa menjadi inspitasi, bahkan motivasi bagi kita untuk terus berkembang. Namun, ada satu hal penting yang harus kita garis bawahi yaitu jangan pernah izinkan perasaan itu membuat kita merasa kecil atau tidak berharga ketika kita tidak memiliki kelebihan yang sama dengan mereka.

Melihat Diri dengan Kejujuran yang Menenangkan

Kunci untuk tidak terjebak dalam perangkap perbandingan ini adalah dengan melihat diri kita secara jujur. Iya dong secara jujur, tapi bukan berarti melihat kekurangan terus, malah justru fokus pada kekuatan. Aku selalu meyakinkan ke diri sendiri bahwa pasti ada hal yang tidak dimiliki orang lain, yang justru menjadi nilai besar aku. Nilai inilah yang membuat aku tetap bisa merasa sejajar dengan siapapun, di lingkungan mana pun aku berada.

Ini bukan tentang kesombongan lho. Ini tentang penerimaan diri dan kepercayaan diri yang sehat. Setiap dari kita adalah individu yang unik, dengan jejak kaki dan sidik jari kehidupan yang berbeda-beda. Jadi kenapa kita harus merasa kurang hanya karena cetakan kita tidak sama dengan cetakan orang lain?

Coba deh, sekarang kita luangkan waktu sejenak. Tarik napas dalam-dalam dan mari kita renungkan. Apa saja sih yang paling ikonik dari diri kita? Apa yang membuat kita unik? Mungkin itu adalah senyum tulus yang selalu kita berikan, kemampuan kita mendengarkan dengan sepenuh hati, semangat pantang menyerah dalam menghadapi tantangan atau mungkin cara kita memasak nasi goreng yang selalu berhasil bikin kangen. Apapun itu, akui!

Jejak Ikonikku dan Dampaknya

Sebagai seorang Ibu Pebisnis, aku belajar banyak dari perjalanan ini. Kalau boleh aku jujur dan sedikit berbagi, ada beberapa hal yang menurut aku paling ikonik dari diri aku dan aku bisa melihat bagaimana hal itu berdampak pada lingkungan sekitar.

  • Empati yang kuat. Aku sering kali bisa merasakan apa yang orang lain rasakan, bahkan sebelum mereka mengatakannya. Ini membantu aku dalam hal membangun koneksi yang mendalam dengan tim aku, klien, jamaah dan juga anak-anak aku. Dampaknya? Hubungan yang lebih harmonis, komunikasi yang lebih efektif dan lingkungan kerja yang terasa seperti keluarga. Mereka merasa didengarkan dan dimengerti.
  • Semangat Pantang Menyerah dengan Senyuman. Tantangan dalam berbisnis dan mengurus rumah tangga itu ibarat ombak yang datang silih berganti. Ada kalanya aku ingin menyerah, tapi entah kenapa, selalu ada dorongan untuk terus maju dan biasanya aku menjalaninya dengan senyuman, bahkan saat hati lelah. Ini menular. Tim aku sering bilang, "Bu, kalau lihat Ibu saja sudah semangat lagi." Senyuman dan ketangguhan ini memberi mereka kekuatan untuk tidak mudah menyerah juga.
  • Kemampuan Menjembatani Berbagai Sudut Pandang. Dalam bisnis, seringkali ada perbedaan pendapat. Sebagai seorang ibu, aku terbiasa menjadi penengah antara anak-anak. Kemampuan ini terbawa ke dunia bisnis, dimana aku bisa membantu menyatukan ide-ide yang berbeda, menemukan titik temu dan menciptakan solusi yang bisa diterima semua pihak. Dampaknya keputusan-keputusan bisnis bisa diambil dengan lebih bijak dan minim konflik

Temukan Ikonikmu, Pancarkan Cahayamu

Mungkin kami berpikir: : "Ah itu kan Mba Cilya, aku belum tentu punya hal ikonik seperti itu." Jangan Salah! Setiap orang memilikinya. Mungkin kamu adalah orang yang selalu bisa diandalkan, pemberi saran yang bijak, atau seseorang yang selalu membawa keceriaan. Ingat, kehebatan tidak selalu tentang hal-hal besar yang kasat mata. Seringkali, justru hal-hal kecil dan "sederhana" inilah yang membentuk pribadi kita yang luar biasa.

Ketika kit amengakui dan merayakan hal-hal ikonik dalam diri kita, dampaknya akan sangat positif. Kita tidak hanya merasa lebih percaya diri dan bahagia, tetapi kita juga bisa memancarkan energi positif ini ke sekitar. Kita bisa menginspirasi orang lain, membangun hubungan yang lebih baik dan menciptkana dampak yang berarti.

Jadi mulailah hari ini. Lihatlah diri kita dengan mata yang penuh penghargaan. Fokus pada apa yang kit amiliki, bukan pada apa yang tidak kita miliki. Yakinlah, kita memiliki nilai besar yang tidak dimiliki orang lain dan itu sudah lebih dari cukup untuk membuat kita sejajar dengan siapa pun. Apa yang paling ikonik dari diri kita dan bagaimana kita akan membiarkannya bersinar hari ini?




Menjaga Kewarasan di Tengah Badai Informasi

Tidak ada komentar

 

Menjaga Kewarasan di Tengah Badai Informasi


Sebagai seorang Ibu sekaligus memiliki bisnis, aku tahu betul bagaimana rasanya terjebak dalam pusaran informasi yang tidak ada habisnya. Sehari-hari kita disuguhi berita dari berbagai penjuru, mulai dari hiruk pikuk politik, konflik global yang memilukan, hingga bencana alam yang menguras emosi.

Di satu sisi, kita ingin tetap up-to-date dan berkontribusi, misalnya dengan berdonasi untuk korban bencana atau perang. Namun di sisi lain, paparan yang berlebihan juga negatif bisa sangat menguras mental, bahkan sampai membuat kita merasa cemas dan lelah. Kalau teman-teman begitu ngga sih? Nah ini cara aku agar aku bisa menyaring informasi tanpa harus menutup mata sepenuhnya.

Batasi Diri: Kualitas Lebih Penting dari Kuantitas

Dulu, aku sering merasa FOMO (Fear of Missing Out) lho jika tidak mengikuti setiap headline berita. Akibatnya, pikiran aku selalu penuh dengan kekhawatiran yang tidak perlu. Belajar dari pengalaman, aku mulai deh sadar akan pentingnya membatasi waktu dan sumber informasi. 

Tidak perlu setiap saat membuka aplikasi media atau scroll media sosial. Jadi coba deh kita buat waktu khusus untuk membaca berita hanya 15-30 menit di pagi hari. Pilih sumber berita yang terpercaya dan netral. Hindari sumber yang sensasional atau provokatif, karena itu hanya akan menambah beban mental kita. Ingat lebih baik sedikit tapi berkualitas, daripada banyak tapi bikin kepala pusing.

Pilah Informasi: Mana yang Penting, Mana yang Bisa Dilewatkan

Ngga semua ya informasi yang ada itu jadi perhatian penuh dari kita. Ada berita yang memang penting untuk diketahui, seperti informasi tentang informasi tentang bencana alam yang membutuhkan bantuan atau kebijakan baru yang berdampak langsung pada bisnis dan keluarga. Namun, ada juga informasi yang sifatnya lebih banyak drama dan komedi publik yang sebenarnya tidak perlu terlalu kita masukkan ke hati.

Kuncinya adalah memilah dengan bijak. Tanyakan pada diri sendiri: "Apakah informasi ini benar-benar relevan untuk saya saat ini? Apakah saya bisa melakukan sesuatu untuk mengubahnya?". Jika jawabannya tidak, mungkin lebih baik dilewati saja. Fokuskan energi kita pada hal-hal yang bisa kita kontrol dan pengaruhi.

Jaga Jarak Bukan Berarti Tidak Peduli

Menjaga jarak dari informasi yang mengganggu bukan berarti kita tidak peduli. Justru sebaliknya, ini adalah cara kita melindungi diri agar tetap bisa berfungsi optimal dan memberikan dampak positif. Kalau mental kita sudah terkuras habis oleh berita negatif, bagaimana kita bisa fokus pada pekerjaan, merawat keluarga atau bahkan membantu orang lain?

Aku suka melakukan yang namanya "detoks digital" sesekali. Seperti matikan notifikasi, ngga scroll media sosial selama beberapa jam dan pernah bahkan seharian. Waktu yang ada aku gunain baca buku (terutama novel biar sedikit menghibur hehehe), olahraga atau ngobrol ke cafe dan kadang nonton film di bioskop.

Kontribusi Positif: Salurkan Kepedulian

Ketika ada berita tentang penderitaan atau ketidakadilan, wajar saja sih kalau kita merasa ingin berbuat sesuatu. Daripada hanya merasa sedih dan terbebani, kita bisa menyalurkannya dalam Aksi Nyata. Ikut berdonasi, mencari orang yang bisa membantu korban (misal ada berita kehilangan dan lain-lain).

Melindungi mental dari distraksi informasi memang sebuah tantangan, apalagi di era digital seperti sekarang. Namun, dengan menerapkan batasan, memilah informasi, menjaga jarak dan menyalurkan kepedulian secara positif, kita bisa tetap waras dan produktif. Ingat ya, kesehatan mental kita ini adalah aset paling berharga, jadi jaga baik-baik ya!



Bebas dari Belenggu "Utang Budi". Menjalin Hubungan Tanpa Beban

Tidak ada komentar


Bebas dari Belenggu "Utang Budi": Menjalin Hubungan Tanpa Beban

 

Kita semua pernah mengalaminya. Saat kita berada dalam kesulitan, uluran tangan seseorang terasa seperti anugerah tidak ternilai. Namun, seiring berjalannya waktu, rasa syukur yang tulus bisa berubah menjadi beban tak kasar mata, sebuah "utang budi" yang terus membayangi. 

Perasaan tidak enak, kewajiban yang tidak terucap dan kekhawatiran untuk mengecewakan bisa menggerogoti kenyamanan hubungan. Lalu, bagaimana kita bisa keluar dari jebakan emosional ini dan mengubah kebaikan menjadi sebuah jembatan, bukan belenggu?

Memahami Akar "Utang Budi"

Perasaan "utang budi" seringkali muncul dari interprestasi kita terhadap pertolongan. Mungkin kita merasa tidak enak karena merepotkan, atau khawatir kita tidak bisa membalas kebaikan yang setara. Budaya kita yang kental dengan nilai kekeluargaan dan gotong royong juga turut membentuk pola pikir ini. 

Sebenarnya pertolongan tulus seharusnya tidak disertai syarat atau harapan balasan. Namun, seringkali kita sendirilah yang menciptakan ekspektasi tersebut di benak kita.

Pertolongan yang didasari rasa tulus adalah tentang memberi tanpa pamrih. Ketika seseorang membantu kita, kemungkinan besar mereka melakukan karena peduli atau ingin meringankan beban kita, bukan untuk menagih "utang" di kemudian hari. Merekalah yang justru mungkin merasa senangbisa membantu. Jadi, langkah pertama adalah mengubah dulu perspektif melihat pertolongan sebagai ekspresi kebaikan dan solidaritas, bukan transaksi.

Mengelola Perasaan Tidak Nyaman

Bagaimana caranya agar pertolongan itu tidak terasa sebagai utang budi? Pertama, ekspresikan rasa syukur dengan tulus. Ucapkan terima kasih, berikan senyuman atau bisa juga kita tunjukkan apresiasi kepada mereka. 

Ini adalah bentuk kecil dari pengakuan kita kalau kita menghargai mereka yang sudah mau membantu, tanpa perlu merasa harus membalas setimpal. Rasa gratitude yang tulus akan membebaskan kita dari beban, karena fokusnya ada pada kebaikan yang diterima, bukan kewajiban yang harus dipenuhi.

Kedua, jangan ragu untuk menawarkan bantuan saat kita melihat kesempatan. Ini bukan tentang "membayar utang", melainkan tentang menunjukkan bahwa kita tuh juga memiliki jiwa tolong menolong. Hubungan yangsehat adalah hubungan yang seimbang, di mana kedua belah pihak saling mendukung dan memberi, bukan hanya satu pihak yang selalu menerima.

Ingat ya....Ini bukan perlombaan untuk membalas budi, melainkan bentuk dari sebuah persahabatan yang tulus.

Membangun Hubungan yang Sehat dan Nyaman

Lalu, apa yang bisa kita lakukan agar kondisi ini bisa nyaman untuk kedua belah pihak? Komunikasi adalah kunci utama. Jika kita merasa khawatir atau tidak nyaman dengan situasi "utang budi" ii, cobalah bicarakan secara terbuka dengan orang tersebut. Ungkapkan rasa terima kasih kita dan sampaikan bahwa kita tidak ingin merasa terbebani.

Penting juga untuk menetapkan batasan diri yang sehat. Jika kita merasa seseorang terus-menerus memberikan "pertolongan" yang justru membuat kita tidak nyaman, kita berhak untuk menolak atau mencari alternatif lain. 

Ini bukan berarti kita tidak mau dibantu dan tidak menghargai mereka ya, melainkan kita sedang menjaga kesehatan mental dan emosional kita sendiri. Belajar untuk menjadi mandiri juga merupakan cara untuk mengurangi ketergantungan dan potensi "utang budi" di masa depan.

Pada akhirnya, kebaikan sejati adalah tentang memberi dan menerima dengan hati lapang. Bebaskan diri dari belenggu "utang budi" yang tidak perlu. Nikmati kehangatan persahabatan dan rasakan ketenangan dalam setiap uluran tangan yang akan kita terima, karena pertolongan itu datang dari hati yang tulus, bukan untuk menagih janji. 

Mari kita bangun hubungan yang didasari oleh rasa saling menghargai, bukan beban yang tidak terucapkan.



Lebih dari Sekedar Hewan. Inilah Cerita Cintaku bersama Anabulku

Tidak ada komentar

 

Lebih dari Sekedar Hewan. Inilah Cerita Cintaku bersama Anabulku


Dulu ngga pernah terpikir bakalan punya hewan peliharaan yang namanya kucing di dalam rumah. Salah satu nya adalah kucing. Iya hewan berbulu yang lucu dan menggemaskan. Eits...menggemaskan bagi aku ya. Karena ngga semua orang berpendapat kalau kucing itu menggemaskan 😉.

Bagi aku, kekosongan hati ini kalau lagi ada perasaan boring, akan terisi dan bahkan meluap dengan kehadiran hewan peliharan kucing ku ini. Bukan sekedar memiliki "Sesuatu" untuk dirawat, tapi ini adalah tentang membangunn ikatan, merasakan cinta tanpa syarat dan menyaksikan hidup kita berubah secara mendalam.

Manfaat yang Menggenggam Hati

Kalau dulu setiap bangun subuh, selain mandi, sholat dan bikin sarapan, aktifitas aku sekarang bertambah yaitu ajak ngobrol anabulku, bersihkan litter boxnya, kasih makanan dan minumannya juga bersihkan ruangannya. 

Ya, punya anabul berarti perubahan hidup dengan hewan yang signifikan, dari jadwal harian hingga prioritas emosional. Rumah yang tadinya sunyi kini penuh dengan suara dan gedebak gedebuk anabulku 😅. Sofa yang tadinya halus, rapi, jadi suka beredel karena dicakar oleh kucing-kucingku.

Tidak terhitung manfaat punya kucing dirumah yang aku rasakan. Di hari terberat sekalipun, tatapan mata penuh kasih dan usapan kepala di tangan aku bisa melenyapkan penat. Mereka adalah pendengar terbaik, tidak pernah menghakimim dan selalu ada. 

Jujur kehadiran mereka kadang mengurangi stres dan kadang menambah stres hahaha....Tapi jadi ngga merasa kesepian. Anak-anak aku sudah beranjak besar, sudah padat dengan acara dan kegiatan mereka masing-masing. Jadi siapa lagi yang aku usap-usap dan bahkan aku suka ajak ngobrol, walau aku sadar mereka itu juga ngga paham ucapan aku 😁.

Kucing-kucing aku ini mengajarkan aku tentang kesabaran, tanggung jawab dan yang paling penting, cinta tanpa syarat. Iya tanpa syarat, sudah kita elus, kita cium-cium, mandiin (walau mandiin sama orang grooming), tetap saja kita suka dicakar ya kan hehehe....

Aku suka mikir dan bertanya-tanya, siapa sebenarnya yang menyelamatkan siapa? Aku yang selamatkan mereka dari dunia luar atau mereka yang menyelamatkan aku, emosi aku dunia akhirat? Merekalah jangkar di tengah badai, sumber kebahagiaan yang tidak pernah kering. Kesejahteraan hewan yang kita jaga dengan sepenuh hati, ternyata berbalik memberikan kesejahteraan pada diri kita sendiri.

Tantangan yang Menguatkan

Tentu saja, bukan berarti perjalanan ini tanpa aral melintang. Ada tantangan juga selama aku merawat kucing-kucing aku ini yang tidak bisa dihindari. Mulai dari makanan mereka, kesehatan mereka, atau kebutuhan mereka yang lainnya. Belum lagi yang kadang bikin ruangan bau kalau mereka buang kororan 😁.

Belum lagi menghadapi tingkah laku mereka yang suka 'ajaib', atau kecemasan saat mereka sakit. Tentunya momen-momen ini menguras tenaga dan pikiran, tapi di balik setiap tantangan, ada pelajaran berharga tentang ketahanan dan dedikasi. Cinta diuji dan pada akhirnya, ikatan itu semakin kuat.

Cinta yang Melampaui Batas Rumah

Bagi beberapa orang yang belum berkesempatan memiliki anabul dirumah, jangan kira cinta hewan tidak ada. Aku punya teman yang meski tidak memelihara anabul dirumahnya, dia selalu menyisihkan waktu dan rezekinya untuk memberi makan kucing-kucing liar di sekitar rumahnya.

Rasa empati dan keinginan untuk meringankan penderitaan makhluk hidup lain adalah esensi sejati dari kecintaan pada hewan. Mereka memahami bahwa setiap makhluk berhak atas kasih sayang dan kehidupan yang layak, bahkan jika itu berarti hanya sekedar memberi senyuman atau sepiring makanan bagi seekor anabul di jalanan.

Memiliki kucing dirumah bagi aku adalah sebuah anugerah, sebuah perjalanan yang penuh warna, tawa dan kadang air mata. Ini adalah investasi emosional yang tidak ternilai harganya. Mereka tidak mengisi rumah kita, tapi juga hati kita, menjadikan kita pribadi yang lebih baik, lebih sabar dan lebih penuh cinta. 

Jadi nih, kalau kamu mau mencari makna baru atau ingin merasakan kebahagiaan murni, mungkin saatnya membuka pintu hati dan rumah kamu untuk para anabul 🥰🥰




Pentingnya Belajar Public Speaking: Kunci Sukses di Era Digital

Tidak ada komentar

 

Pentingnya Belajar Public Speaking: Kunci Sukses di Era Digital


Di era digital yang semakin maju ini, kemampuan berkomunikasi secara efektif, khususnya dalam berbicara di depan umum atau public speaking, menjadi salah satu ketrampilan yang sangat berharga. Tidak hanya untuk para profesional, namun juga untuk siapa saja yang ingin meningkatkan kepercayaan diri dan mencapai tujuannya.

Kemampuan berbicara di depan umum adalah salah satu ketrampilan yang paling dicari di dunia kerja. Selain itu, public speaking juga dapat meningkatkan kepercayaan diri, membuka peluang baru dan membuat hidup kita tuh berwarna.

Pentingnya Belajar Public Speaking: Kunci Sukses di Era Digital


Alhamdulillah setelah sekian lama ngga belajar, kali ini aku belajar lagi dan ikut kelas workshop 
public speaking dari Mba Alia Rahma (Putri Indonesia Pariwisata 2005) yang di adakan oleh ISB (Indonesian Social Blogpreneur). Kemarin juga dapat bonus bahas Personal Branding lho, karena memang menurut aku berkaitan juga antara public speaking yang baik dengan personal branding yang akan atau sedang kita bangun.

Public Speaking sendiri adalah seni menyampaikan pesan atau informasi kepada audiens secara lisan. Keterampilan ini melibatkan berbagai aspek, mulai dari persiapan materi, pemilihan kata, penggunaan bahasa tubuh, hingga kemampuan mengelola rasa gugup.

Di workshop kemarin, banyak poin yang di sampaikan oleh Mba Alia yang sangat insightful. Tapi di tulisan sharing aku kali ini, aku mau sharing mengenai Teknik PAPA dan VIPP yang kemarin di paparkan oleh Mba Alia, karena jujur aku belum pernah dapat penjelasan mengenai PAPA dan VIPP ini dalam ilmu public speaking yang pernah aku ikuti.

Mengenal Elemen PAPA-VIPP

Pentingnya Belajar Public Speaking: Kunci Sukses di Era Digital


PAPA dan VIPP itu ternyata singkatan dari Pace, Articulation, Pitch, Accentuation, Volume, Intonation, Pronunciation dan Pause. Tentunya delapan elemen ini saling berkaitan dan berperan penting dalam menentukan kualitas penyampaian pesan kita kepada audiense. Dengan menguasai teknik PAPA dan VIPP ini, kita akan mampu berbicara dengan percaya diri, jelas dan menarik.

  • Pace (Kecepatan). Perlu perhatikan kecepatan berbicara, sebab hal ini akan mempengaruhi pemahaman audiens. Jika terlalu cepat dapat membuat audiens kesulitan mengikuti, sedangkan terlalu lambat membuat mereka bosan.
  • Articulation (artikulasi). Dengan artikulasi yang jelas akan membuat pesan yang kita sampaikan akan mudah dipahami. Melatih pengucapan kata-kata dengan jelas, terutama konsonan.
  • Pitch (Nada). Nada suara dapat menyampaikan berbagai emosi. Gunakan nada yang bervariasi untuk membuat presentasi kita menjadi lebih menarik.
  • Accentuation (Penekanan). Dengan belajar untuk menekankan kata-kata tertentu, kita dapat mengarahkan perhatian audiens pada poin-poin penting.
  • Volume (Volume). Sesuaikan volume suara dengan ukuran ruangan dan jumlah audiens. Pastikan semua orang dapat mendengar dengan jelas.
  • Intonation (Intonasi). Intonasi adalah perubahan nada suara dalam sebuah kalimat. Intonasi yang baik tentunya akan membuat kalimat yang kita sampaikan terdengar lebih hidup dan menarik.
  • Pronunciation (Pelafalan). Pelatihan yang benar akan meningkatkan kredibilitas kita sebagai pembicara. Latih pelafalan kata-kata yang sulit.
  • Pause (Jeda). Jeda yang tepat dapat memberikan penekanan pada poin penting, memberikan waktu bagi audiens untuk mencerna informasi dan membuat presentasi kita jadi terdengar lebih alami.

Komunikasi Non-Verbal. Kunci Sukses dalam Public Speaking

Pentingnya Belajar Public Speaking: Kunci Sukses di Era Digital

Public Speaking
bukan hanya sekadar menyampaikan informasi, tetapi juga tentang bagaimana pesan tersebut diterima dan dipahami oleh audiens. Selain kata-kata, komunikasi non-verbal memainkan peran yang sangat penting dalam menyampaikan pesan secara efektif.

Postur tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, gestur dan penampilan adalah beberapa elemen non-verbal yang dapat meningkatkan daya tarik dan kredibilitas seorang pembicara.

Public Speaking Memiliki Peran Penting Bagi Karir

Dulu aku adalah seorang yang sangat pemalu. Kalo diminta presentasi di kelas, aku selalu menghindar. Soalnya setiap kali diminta berbicara di depan umum, jantung tuh rasanya mau copot dan langsung wajah aku memerah. Namun seiring berjalannya waktu, aku menyadari bahwa kemampuan public speaking sangat penting untuk mencapai kesuksesan.

Dengan mengikuti kelas ini lagi, jadi tambah lagi ilmu yang aku dapat. Terima kasih sharing ilmunya Mba Alia dan juga Teh Ani (Founder ISB). Ilmunya bermanfaat dan semoga menjadi amal jariyah untuk Mba Alia dan Teh Ani.

Pentingnya Belajar Public Speaking: Kunci Sukses di Era Digital

Pentingnya Belajar Public Speaking: Kunci Sukses di Era Digital

Public Speaking adalah investasi yang sangat berharga untuk masa depan kita. Dengan menguasai keterampilan ini, kita akan lebih siap menghadapi berbagai tantangan dan meraih kesuksesan dalam hidup. Jadi jangan ragu untuk mulai belajar dan berlatih public speaking dari sekarang.



Kembali ke Akar: Kegiatan Analog untuk Hidup yang Lebih Fokus

Tidak ada komentar

 

Kembali ke Akar: Kegiatan Analog untuk Hidup yang Lebih Fokus


Assalamualaykum,

Di era digital yang serba cepat ini, kita seringkali terjebak dalam arus informasi yang tidak berujung. Notifikasi ponsel yang berbunyi terus menerus, layar yang menyala sepanjang waktu dan godaan untuk terus berhubungan dengan dunia maya membuat kita kesulitan untuk fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup.

Kegiatan analog sebenarnya merujuk pada segala aktifitas yang tidak melibatkan perangkat elektronik atau teknologi digital. Sederhananya, ini adalah kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan alat-alat tradisional dan melibatkan interaksi langsung dengan dunia fisik.

Mengapa Kegiatan Analog Penting?

Meskipun teknologi telah memudahkan banyak hal, namun kegiatan analog memiliki nilai tersendiri yang tidak dapat digantikan oleh perangkat digital. Beberapa alasan mengapa kegiatan analog penting anatara lain:

  • Kreativitas Tanpa Batas. Kegiatan analog mendorong kita untuk berpikir kreatif dan mengeksplorasi berbagai kemungkinan tanpa adanya batasan dari perangkat lunak atau aplikasi.
  • Keterampilan Motorik. Melalui kegiatan analog, kita melatih keterampilan motorik halus dan kasar yang penting untuk perkembangan otak.
  • Konsentrasi dan Fokus. Dalam era distraksi digital, kegiatan analog membantu kita untuk fokus pada satu tugas dan meningkatkan kemampuan konsentrasi.
  • Koneksi Sosial. Kegiatan analog seringkali melibatkan interaksi langsung dengan orang lain, sehingga memperkuat hubungan sosial dan mengurangi perasaan kesepian.
  • Kesehatan Mental. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kegiatan analog dapat membantu mengurangi stres, kecemasan dan meningkatkan kesejahteraan mental.

Contoh Kegiatan Analog

Ada banyak sekali contoh kegiatan analog yang bisa kita lakukan, mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks. Beberapa di antaranya adalah:

  • Membaca Buku. Dengan menikmati cerita dan pengetahuan dari buku fisik tanpa gangguan notifikasi.
  • Menulis dengan tangan. Menulis jurnal, diary, surat atau puisi dengan pena dan kertas.
  • Menggambar dan melukis. Mengekspresikan diri melalui seni visual.
  • Bermain musik. Bermain instrumen musik atau bernyanyi
  • Berkebun. Menanam tanaman dan merawatnya
  • Memasak. Membuat makanan dar bahan-bahan segar
  • Bermain board game. Berinteraksi dengan orang lain melalui permainan papan
  • Berjalan-jalan di alam. Menikmati keindahan alam sekitar
  • Kerajinan tangan. Membuat kerajinan seperti anyaman, batik atau ukiran.

Manfaat Menggabungkan Kegiatan Analog dan Digital

Meskipun kegiatan analog memiliki banyak manfaat, kita tidak perlu sepenuhnya meninggalkan teknologi digital. Sebaliknya, kita bisa menggabungkan keduanya untuk mendapatkan hasil yang optimal. Misalnya kita bisa menggunakan aplikasi untuk mencari inspirasi untuk melukis, atau merekam lagu yang kita ciptakan dengan instrumen musik.

Kegiatan analog menawarkan cara yang menyegarkan untuk berinteraksi dengan dunia sekitar dan mengembangkan diri. Dengan meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan analog, kita dapat meningkatkan kreativitas, fokus dan kesejahteraan mental. Jadi, jangan ragu untuk mencoba berbagai kegiatan analog dan rasakan manfaatnya sendiri.




Mengapresiasi Diri: Mencintai Diri dari ujung Rambut hingga Kaki

Tidak ada komentar

 

Mengapresiasi Diri: Mencintai Diri dari ujung Rambut hingga Kaki


Assalamualaykum,

Dalam era digital yang apa-apa serba cepat ini, kita tuh sering kali terjebak dalam rutinitas yang menuntut dan lupa untuk menghargai diri sendiri. Padahal, mencintai diri sendiri adalah pondasi untuk menjalani hidup yang lebuh bahagia dan produktif.

Kalau misalnya ada yang bilang apa-apa healing, apa-apa healing, ya ngga ada salahnya juga sih. Healing itu kan banyak macam, ngga harus traveling wujud healingnya. Bisa jadi mengunjungi orangtua, ngupi cantik sama besties, ke spa untuk perawatan dan sebagainya. Itu adalah salah satu cara untuk menunjukkan apresiasi terhadap diri sendiri.

Mengapa Penting Mengapresiasi Diri?

Apa sih untungnya mengapresiasikan diri? Banyak banget sih ya dan ini berikut inin adalah alasannya.

  • Mensyukuri pemberian dari sang Maha Pencipta yaitu Allah SWT. Bersyukur dikasih kesibukan, bersyukur badan masih dikasih sehat, makanya perlu dirawat dengan baik, jiwa raga di bikin bahagia.
  • Meningkatkan rasa percaya diri. Ketika kita merasa baik dengan diri sendiri, secara otomatis rasa percaya diri kita akan meningkat.
  • Menjaga kesehatan mental. Mengapresiasi diri dapat mengurangi stres, kecemasan dan depresi.
  • Memperkuat hubungan dengan orang lain. Ketika kita mencintai diri sendiri, kita akan lebih mudah untuk mencintai dan menerima orang lain.
  • Meningkatkan produktivitas. Seseorang yang merasa bahagia dan puas dengan dirinya akan lebih produktif dalam bekerja maupun beraktivitas lainnya.

Cara Mengapresiasi Diri dari Ujung Rambut hingga Kaki

Tidak perlu juga berpikir, untuk mengapresiasi diri itu harus ada uang dulu, harus besar effortnya dan lain-lain. Kalau pola pikirnya seperti itu, kita ngga akan bisa mengapresiasi diri dengan baik. Kita bisa lho lakukan 3 cara ini untuk mengapresiasi diri.

  • Perawatan Tubuh. Seperti tadi yang aku tulis di atas, bisa pergi ke Spa, belanja, nonton ke bioskop sendirian, pergi ke gym atau melakukan olahraga yang disukai secara teratur untu menjaga kesehatan tubuh juga pikiran. Bahkan mandi air panas juga bisa dimasukkan ke dalam kategori perawatan tubuh. 
  • Perawatan Mental. Mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan menambah lebih intens ibadah kita juga bisa menjadi salah satu perawatan mental kita. Menulis jurnal, bertemu dengan orang-orang baru atau belajar hal baru bisa menjadi salah satu kesehatan mental dan juga bikin kita tetap waras 😊.
  • Perawatan Emosi. Dengan menerima kekurangan kita, menjadikan kekurangan menjadi sebuah kekuatan adalah bagian penting dari mencintai diri sendiri. Jangan terlalu keras pada diri sendiri, jika memang alam semesta belum mendukung maka jangan kita memaksa hingga stres sendiri. Selalu afirmasi positif setiap hari, bisa menjadi salah satu perawatan emosi dalam diri kita.

Mengapresiasi diri adalah sebuah perjalanan yang membutuhkan komitmen dan kesehatan. Dengan melakukan perawatan diri secara rutin baik fisik maupun mental, kita akan merasa lebih bahagia, sehat dan percaya diri. 

Ingat selalu ya teman-teman, diri kita ini berharga dan layak untuk dicintai. Hal ini juga menjadi self reminder untuk aku yang juga terkadang suka merasa down, tidak percaya diri sampai suka lupa mengapresiasi diri. Fighting!



Senangnya Berkarya Bersama: dari Antologi Menuju Buku Pribadi

Tidak ada komentar

 

Senangnya Berkarya Bersama: dari Antologi Menuju Buku Pribadi


Assalamualaykum,

Siapa yang sudah pernah menulis buku Antolog? Akuuuuuu..... Hehehe. Alhamdulillah aku sudah ada 5 buku Antologi, barengan sama beberapa teman penulis. Senang banget lho, beneran senang banget bisa nulis buku Antologi.

Rassanya ada kepuasan tersendiri ketika karya kita, baik individu maupun kolektif akhirnya terwujud dalam bentuk fisik. Next aku pasti bisa bikin buku sendiri. Keinginan ini sudah dari tahun 2023 tapi belum terwujud karena beberapa hal.

Antologi, Pintu Gerbang Dunia Penerbitan

Banyak penulis pemula memulai perjalanan literasinya dengan berkontribusi dalam antologi. Antologi adalah kumpulan karya tulis dari berbagai penulis yang disatukan dalam satu buku. Dengan berpartisipasi dalam antologi, kita bisa:

  • Menguji Tulisan. Melihat bagaimana karya kita disandingkan dengan karya penulis lain dapat menjadi ajang evaluasi diri.
  • Berjejaring. Berkenalan dengan penulis lain membuka peluang untuk berkolaborasi atau mendapatkan masukan yang berharga.
  • Memperluas Jangkauan. Buku Antologi dapat dibaca oleh lebih banyak orang, sehingga karya kita berpotensi dikenal oleh publik yang lebih luas.

Dari Antologi Menuju Buku Pribadi, Langkah Selanjutnya

Setelah merasakan manisnya berkarya dalam antologi, banyak penulis yang kemudian termotivasi untuk membuat buku sendiri. Ada beberpa hal yang bisa kita lakukan untuk mewujudkan impian tersebut.

  • Matangkan Konsep. Tentukan tema, genre dan target pembaca buku kita.
  • Buat Outline. Susun kerangka cerita atau gagasan yang akan kita tulis
  • Konsisten Menulis. Jadwalkan waktu khusus untuk menulis secara rutin
  • Cari Editor. Mintalah bantuan editor profesional untuk memperbaiki tulisan yang sudah kita buat.
  • Desain Sampul. Buat desain sampul yang menarik dan sesuai dengan tema buku.
  • Pilih Penerbit. Kita bisa menerbitkan buku secara mandiri atau melalui penerbit.

Tantangan dan Peluang

Membuat buku sendiri memang membutuhkan kerja keras dan kesadaran. Namun di balik tantangan tersebur, ada banyak peluang yang menanti. Buku yang kita tulis bisa menjadi warisan bagi generasi mendatang atau bahkan menjadi sumber inspirasi bagi orang lain.

Waktu pengalaman aku dulu bikin buku antologi, aku ikut komunitas penulis. Disitu aku dapat support, motivasi untuk semangat menulis. Walau aku suka nulis blog dari taun 2010, tetap saja awal-awal masih ngga pede, tapi aku pikir, kalau ngga mulai-mulai, bagaimana tahu tulisan kita baik atau tidak. Jadi ya benar sih, mulai saja dulu 😁.

Jadi intinya adalah baik itu menulis antologi atau buku pribadi, menulis adalah sebuah perjalanan yang penuh makna. Dengan terus berkarya dan mengembangkan diri, kita bisa memberikan kontribusi positif bagi dunia literasi.





Hadirkan Sensasi Liburan di Rumah: Tips Membuat Suasana Tempat Wisata Favorit

1 komentar


Hadirkan Sensasi Liburan di Rumah: Tips Membuat Suasana Tempat Wisata Favorit

 

Assalamualaykum,

Akhir tahun biasanya dimanfaatkan untuk liburan bersama keluarga atau teman-teman. Inginnya sih liburan ya tapi terkadang dananya kurang atau ada hal-hal yang kita prioritaskan terlebih dahulu dana nya. Tapi siapa bilang harus jauh-jauh ke tempat wisata untuk merasakan liburan yang menyenangkan?

Dengan sedikit kreatifitas dan perencanaan, kita tuh bisa lho menghadirkan suasana tempat wisata favoritmu langsung di rumah. Tidak hanya menghemat biaya, tapi juga memberikan pengalaman yang tidak kalah seru.

Tips Membuat Suasana Tempat Wisata Favorit

1. Pilih Tema Wisata Favorit

Langkah pertama adalah menentukan tema wisata yang ingin kamu hadirkan di rumah. Apakah itu suasana pantai yang santai, suadana pegunungan yang sejuk atau suasana kota yang ramai? Dengan menentukan tema, kita akan lebih mudah memilih dekorasi dan aktivitas yang sesuai.

2. Dekorasi Rumah

  • Warna. Gunakan warna-warna yang identik dengan tema wisata pilihanmu. Misalnya, warna biru muda, pasir dan putih untuk suasana pantai atau hijau dan coklat untuk suasana pegunungan.
  • Lampu. Cahaya lilin atau lampu hias dengan warna hangat bisa menciptakan suasana yang lebih intim dan romantis, seperti di sebuah resort.
  • Aksesoris. Tambahkan Aksesoris seperti kerang, bintang laut atau tanaman hijau untuk memperkuat tema.

3. Suara dan Aroma

Agar tambah berasa liburannya di rumah, kita bisa pasang musik yang sesuai dengan suasana yang ingin kita ciptakan. Misalnya suara ombak untuk suasana pantai atau suara burung untuk suasana pegunungan. Ditambah lagi aroma-aroma yang mendukung dengan pakai difuser atau lilin aromaterapi.

4. Aktifitas menarik

Kita bisa nonton film di rumah, atau membuat makanan khas daerah atau negara tersebut.

5. Buat Sudut Khusus

  • Sudut Membaca. Siapkan buku-buku tentang tempat wisata atau novel dengan latar belakang tempat tersebut.
  • Sudut Meditasi. Buat suasana yang tenang dengan menggunakan matras yoga, bantal dan lilin aromaterapi.

Intinya jika ingin mewujudkan suasana tempat wisata di rumah, libatkan keluarga untuk berpartisipasi dan jangan lupa abadikan momen-momen berharga dengan berfoto atau membuat video. Dengan sedikit kreatifitas dan perencanaan, ternyata kita bisa mengubah rumah kita menjadi tempat wisata yang menyenangkan dan tidak terlupakan. Selamat mencoba!



Keriuhan dan Distraksi: Penghambat Silent dalam Dunia Bisnis

Tidak ada komentar

 


Keriuhan dan Distraksi: Penghambat Silent dalam Dunia Bisnis


Assalamualaykum, 

Dalam era digital yang serba cepat, bisnis dituntut untuk selalu adaptif dan inovatif. Namun, di balik gemerlapnya dunia bisnis, terdapat musuh laten yang seringkali luput dari perhatian, yaitu keriuhan dan distraksi.

Mulai dari notifikasi ponsel yang tidak kunjung berhenti, email yang menumpuk, hingga rapat yang tidak kunjung selesai. Gangguan-gangguan ini secara perlahan namun pasti menggerogoti produktivitas dan menghambat pencapaian tujuan bisnis.

Dampak Negatif Keriuhan dan Distraksi

Ada tidak dampak negatif dari keriuhan dan Distraksi? Ini ya aku share dampak negatifnya:

  • Penurunan Produktifitas. Ketika pikiran terus-menerus terpecah oleh berbagai hal, konsentrasi menjadi sulit. Akibatnya, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas menjadi lebh lama dan kualitas pekerjaan pun menurun
  • Meningkatnya stress. Terpapar pada berbagai stimulus secara terus-menerus dapat memicu stres dan kelelahan mental. Hal ini dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental karyawan, serta mengurangi kepuasan kerja
  • Kesulitan dalam Pengambilan Keputusan. Dalam kondisi yang penuh dengan istraksi, sulit bagipotensial dapat terlewatkan.
  • Menurunnya Kreatifitas. Kreatifitas membutuhkan fokus dan kedalaman pemikiran. Keriuhan dan distraksi dapat menghambat munculnya ide-ide baru dan inovasi.

Sumber-Sumber Keriuhan dan Distraksi di Tempat Kerja

Teman-teman perlu aware hal-hal yang bisa menimbulkan distraksi di tempat kerja. Berikut sumber-sumber keriuhan dan distraksi.

  • Beban Kerja yang Berlebihan. Terlalu banyak tugas yang harus diselesaikan dalam waktu yang singkat dapat menyebabkan stres dan kesulitan untuk fokus.
  • Manajemen Waktu yang Buruk. Dengan kurangnya perencanaan dan prioritas tugas dapat menyebabkan kita merasa kewalahan dan mudah teralihkan perhatiannya.
  • Lingkungan Kerja. Ruang kerja yang bising, kurang pencahayaan atau terlalu terbuka juga dapat menjadi sumber gangguan.

Strategi Mengatasi Keriuhan dan Distraksi

Ini cara yang aku lakukan untuk mengatasi yang namanya distraksi.

  • Delegasikan Tugas. Ada tim ya bagi tugas dengan tim, kalau di rumah berbagi tugas dengan pak suami dan juga anak-anak.
  • Latih Mindfulness. Praktik mindfulness dapat membantu kita untuk meningkatkan kesdaran diri dan fokus pada saat ini.
  • Batasi Penggunaan Gadget. Tetapkan waktu khusus untuk memeriksa email dan media sosial.
  • Manfaatkan Teknologi. Gunakan aplikasi dan tools yang dapat membantu kita untuk fokus.
  • Atur Jadwal Kerja. Buat jadwal kerja yang jelas dan tentunya memprioritaskan tugas-tugas yang paling penting.
  • Buat Lingkungan Kerja yang Kondusif. Pastikan ruang kerja kita dengan tenang, rapi dan memiliki pencahayaan yang cukup.

Keriuhan dan distraksi adalah tantangan nyata yang dihadapi oleh banyak profesional. Namun, dengan kesadaran dan strategi yang tepat, kita dapat mengatasi gangguan-gangguan ini dan meningkatkan produktifitas serta kualitas hidup. 

Kita perlu ingat bahwa ketenangan pikrian adalah kunci untuk mencapai kesuksesan dalam bisnis.