Mengapa hatimu iri kepada kehidupan orang lain?
Assalamualaykum,
Semalam aku dapat curhatan dari salah satu sahabat mengenai saudara iparnya yang selalu iri hati terhadap kehidupannya dan keluarga kecilnya. Aku tidak akan menulis permasalahannya di sini, tapi curhatan dari sahabat aku ini seperti sebuah self reminder untuk diri aku, agar aku tidak memiliki sifat seperti itu.
Kadang tanpa kita sadari, diri kita ini sering juga merasa iri hati akan ke suksesan orang-orang terdekat kita. Mengapa hati ini suka iri kepada kehidupan orang lain?
Suka tidak sih bertanya dalam hati:
"Kok bisa ya orang itu yang sholatnya jarang tapi bisa naik jabatan terus?"...
"Kok bisa ya orang itu padahal tampangnya biasa saja, bukan lulusan sarjana tapi pasangannya cakep dan kaya lagi"...
"Kok bisa ya suaranya bagus banget? Padahal bukan keturunan penyanyi"...
Dan masih banyak lagi kalimat 'kok bisa' lainnya yang kadang ada di dalam benak kepala kita. Tanpa sengaja timbullah rasa iri di dalam hati kita. Rasa iri hati yang ada lebih besar di banding rasa ingin memperbaiki diri. Baik itu memperbaiki ibadah kita, sedekah kita, skill kita dan masih banyak lagi perbaikan yang semestinya lebih besar di banding dengan kadar iri hati.
Allah SWT sudah memberikan rezeki setiap hamba Nya secara adil. Hanya saja bentuknya ada yang terlihat oleh mata manusia dan ada yang tidak terlihat. Kalau kita renungkan di dalam hati, sudah berapa besar Allah berikan rezeki kepada kita selama kita hidup di dunia ini? Sudah berapa banyak kesempatan-kesempatan yang baik yang Allah sudah berikan kepada kita selama ini?
Mungkin beberapa orang di sekitar kita saat ini juga sedang iri melihat kehidupan kita, tetapi kitanya malah tidak menangkap 'keistimewaan' yang ada di dalam diri kita. Kita hanya sibuk berkutat dengan berkeluh kesah dengan merasa tidak mendapatkan keisitimewaan seperti orang lain.
"Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. An-Nisa: 32).
Jangan sampai energi dan pikiran kita terbuang dengan percuma hanya untuk memikirkan sifat iri hati yang kita miliki karena melihat orang lain yang lebih baik dan sukses dari kita.
Bagaimana sih cara untuk menghilangkan rasa iri pada orang lain?
1. Jangan banding-bandingkan diri kita dengan orang lain
Apa yang sudah Allah berikan kepada kita, itulah yang terbaik bagi diri kita. Hanya Allah SWT lah yang mengetahui kebutuhan kita, karena Allah lah Maha Pencipta diri kita.
2. Afirmasikan bahwa diri kita adalah Manusia Istimewa
Setiap orang memiliki keunikan masing-masing. Tetapi walau pun memiliki keunikan masing-masing, tetap kita sama-sama di berikan sama Allah akal pikiran yang baik. Tinggal bagaimana diri manusia itu sendiri yang memanfaatkan pemberian Allah SWT dengan baik.
Karena itu afirmasikan bahwa diri kita adalah 'Manusia Istimewa', dengan begitu Insha Allah rasa iri hati tidak akan ada di dalam hati kita.
3. Temukan keunggulan dalam diri kita
Sekali lagi Allah SWT itu Maha Adil, semua manusia sudah di berikan takaran rezeki masing-masing. Setelah diri kita sudah melakukan afirmasi bahwa kita adalah 'Manusia Istimewa', lalu segera temukan keunggulan diri kita apa.
Apakah kita ahli dalam matematika, ahli dalam olahraga, ahli dalam kerajinan tangan, ahli dalam berbicara di depan umum dan masih banyak lagi. Segera temukan keunggulan yang ada di dalam diri kita.
4. Maksimalkan dan manfaatkan keunggulan diri kita
Maksimalkan keunggulan atau bakat kita dengan baik dan berikan manfaat kepada orang lain. Ingat hadis yang berbunyi:
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia" (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami' no:3289).
5. Pilih Lingkungan yang positif
Lingkungan mempengaruhi pola pikir kita. Sering sekali lingkungan negatif dibungkus dengan bungkusan yang islami, padahal di dalamnya terdapat gibah. Seperti ketika kita berkumpul di dalam suatu kajian islami. Ketika berkumpul yang kita temui adalah orang-orang yang saling gibah, fitnah dan menjelekkan orang lain. Inilah yang namanya lingkungan negatif yang di bungkus dengan bungkusan islami.
Jika seperti ini maka segera menjauhlah. Jika berkumpul dengan orang-orang yang memiliki sifat negatif, di situlah berkumpul juga orang-orang yang memiliki sifat iri hati.
Tulisan ini juga menjadi salah satu self reminder untuk aku agar diri ini sebisa mungkin menjauh dari sifat iri hati. Yakin rezeki sudah di atur oleh Allah SWT karena itu bersyukur atas apa yang sudah Allah berikan kepada kita.
Semoga kita semua di jauhkan dari sifat iri hati ini. Aamiin YRA
Mompreneur, Blogger, Happy Mom & Happy Wife